Selasa, 25 September 2012

Muhammadiyah, dakwah Kultural, dan Dakwah Multikultural



 
By: amin nurita f.a 
Sekretaris  Umum
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah  Jateng

Pendahuluan
M
uhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan keagamaan. Maksud dan tujuan dari Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehinga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah , maka Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
            Dalam upaya melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, Muhammadiyah melaksanakan dakwah dengan berbagai macam cara. Diantaranya adalah lewat Gerakan Da’wah Jama’ah. Pokok kegiatannya  , seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan,sosial, ekonomi, kebudayaan, hukum dan bidang lainnya.
            Dalam rangka menjadikan Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin maka Muhammadiyah menempuh berbagai pendekatan dan strategi dakwah antara lain melalui Dakwah Kultural dan Dakwah Multikultural. Hal itu dilakukan karena Muhammadiyah melihat adanya dinamika kebudayaan dan kemajuan peradaban umat manusia akhir-akhir ini yang berjalan dengan cepat. Begitu juga dengan adanya tantangan dan permasalahan yang dihadapi manusia pun semakin komplek. Untuk menghadapi persoalan-persoalan dan tantangan tersebut maka diperlukan ikhtiar atau kreativitas umat dalam rangkla mengembangkan dan menjaga amanah Allah SWT, ajaran Islam sebagai rahmatan lil’alamiin.
            Muhammadiyah melakukan strategi dakwah Islam dalam bentuk strategi kebudayaan dan perubahan sosial di tengah dinamika kehidupan masyarakat yang komplek melalui dakwah kultural dan dakwah multikultural.
            Bagaimana konsep Dakwah Kultural  dan Multikultural Muhammadiyah ?
            Berangkat dari masalah di atas berikut akan kita bahas tentang 1) Pengertian Dakwah, 2) Pengertian Dakwah Kultural 3) Konsep Dakwah Kultural, 4) Pengertian Dakwah Multikultural 5) Konsep Dakwah Multikultural Muhammadiyah

1)            Pengertian Dakwah
Dalam Islam dikenal Dakwah dan Tabligh Secara kebahasaan kata Dakwah berarti panggilan, seruan atau ajakan, sedangkan kata Tabligh berarti  penyampaian materi. Dakwah berarti mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk memeluk agama Islam, maka tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar orang  atau kelompok itu bersedia memeluk agama Islam demi kebaikan mereka di dunia dan keselamatan akhirat kelak. Pelaku Dakwah disebut Da’I sedangkan pelaku tabligh disebut mubaligh.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam kedalam kehidupan yang nyata.
Esensi dakwah dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan, yad’uuna ila alkhoir, memerintahkan kepada yang ma’ruf, ya’muruuna bi al-ma’ruf dan melarang dari yang mukar, yanhauna ani al-munkar ( QS. Ali ‘Imron/3:110).
Sedangkan metode dakwah secara umum dan menjadi acuan merujuk pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, yaitu metode al-hikmah, al-maw’idhah al-hasanah dan al-mujadalah bi al-lati hiya ahsan ( Q.S. an-Nahl/16 : 125).
Metode dakwah bi al-hikmah berarti penyampaian dakwah dengan terlebih dahulu mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar serta mendalam orang atau masyarakat yang menjadi sasarannya.  Metode dakwah bi al-maw’idhah al-hasanah , memberi kepuasan kepada jiwa orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah Islam itu dengan cara-cara yang baik, seperti dengan memberi nasehat, pengajaran, dan contoh teladan yang baik. Metode dakwah bi al-mujadalah bi al-lati hiya ahsan , bertukar pikiran dengan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan, sesuai dengan kondisi orang-orang dan masyarakat sasaran.
Apapun metode dakwah yang digunakan , dakwah sebagai alat untuk melakukan perubahan individu atau masyarakat, dari  kehidupan yang belum islami menjadi kehidupan yang islami.

2)            Pengertian Dakwah Kultural
Dakwah kultural merupakan upaya menanamkan nilai-nilai Islam dalam seluruh  dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas, dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dakwah kultural mencoba memahami potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya berarti memahami ide-ide, adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol, dan hal-hal fisik yang memilki makna tertentu dan hidup subur dalam kehidupan masyarakat.
Dikatakan dakwah kultural, karena dakwah yang dilakukan menawarkan kultur baru yang bernilai islami. Dari ikhtiar untuk menawarkan kultur baru yang bernilai islami, dari teks Kitab Suci Al-Qur’an lahirlah seni baca al-Qur’an dan seni kaligrafi.
Ciri dakwah kultural adalah : dinamis, kreatif dan inovatif. Ciri dakwah kultural ini pernah dipraktekkan Rasulullah SAW, ketika memperlakukan Tsumamah bin Utsal, kepala suku Bani Hanifah. Kreatifitas dan inovasi kultural dalam berdakwah juga dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan, dengan mendirikan lembaga pendidikan, rumah sakit, panti asuhan dan lain-lain.
Secara substansial misi dakwah kultural adalah upaya melakukan dinamisasi dan purifikasi. Dinamisasi bermakna sebagai kreasi budaya yang memiliki kecenderungan untuk selalu berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik dan islami. Purufikasi diartikan sebagai usaha pemurnian nilai-nilai dalam budaya dengan mencerminkan nilai-nilai tauhid.

3)            Konsep Dakwah Kultural
Setelah memahami pengertian dakwah, pengertian dakwah kultural, maka konsep dalam dakwah kultural dapat dipahami melalui  :
  1. Dakwah kultural  dalam konteks budaya lokal
Dakwah Muhammadiyah dalam  konteks budaya lokal berarti mencari bentuk pemahaman dan upaya yang lebih empatik dalam mengapresiasi kebudayaan masyarakat yangakan menjadi sasaran dakwh dan mengaktualisasikan  gerakan dakwah Islam dalam realitas kebudayaan masyarakat Indonesia secara terus menerus dan berproses sehingga nilai-nilai Islam mempengaruhi, membingkai, dan membentuk kebudayaan yang Islami. khususnya di kalngan umat Islam, melalui pendekatan dan strategi yang tepat
  1. Dakwah kultural  dalam konteks budaya global
Muhammadiyahperlu mengkaji  secara mendalam titik-titik silang antara Islam dan budaya global, baik secara teoritik maupu empirik, untuk keberhasilan dakwah , seperti : memperhatikan substansi atau pesan dakwah, memperhatikan pendekatan dan strategi dakwah, memperhatikan media atau wahana dakwah dan memperhatikan pelaku atau subjek dakwah.  Maka dari itu Muhammadiyah perlu memperluas khazanah dakwahnya agar sesuai dengan pola perkembangan budaya global.
  1. Dakwah kultural  melalui apresiasi seni
Budaya termasuk seni khususnya  adalah ekspresi dari perasaan sosial  yang bersifat kolektif sehingga merupakan ungkapan yang sesungguhnya  dari hidup dan kehidupan masyarakat. Muhammadiyah mengembangkan dakwah kultural melalui apresiasi seni, dengan pengembangan seni yang ma’ruf untuk kepentingan dakwah Islam. Adapun untuk seni yang belum makruf maka perlu dilakukan melalui tahap seleksi  dan pemilahan secara syar’I, tahap intervensi nilai dan rekayasa isi, tahappenguatan dan pengembangan seni sehingga bisa menjadi seni yang ma’ruf. Maka dakwah kultural Muhammadiyah bisa berperan untuk melahirkan inovasi dan kreasi.
  1. Dakwah kultural  melalui multimedia
Dakwah melalui multimedia merupakan aktivitas dakwah dengan memanfaatkan berbagai bentuk tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai media atau wahana pencapaian tujuan dakwah.
Dakwah lewat multimedia dapat melalui media cetak, media elektronik, media virtual atau internet.  Adapun agenda yang perlu dilakukan Muhammadiyah  menyangkut aspek persepsi atau wawasan, aspek sumberdaya manusia, dan kelembagaan, serta aspek kegiatan /program .
  1. Dakwah kultural  gerakan jamaah dan dakwah jamaah
Dakwah kultural sebenarnya merupakan kelanjutan dari program Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah bisa menjadi media bagi dakwah kultural dengan fokus pemberdayaan dan pengembangan masyarakat melalui pembentukan jamaah sebagai satuan sosial (komunitas), menjadi penting dan mendesak untuk direalisasikan

4)            Pengertian Dakwah Multikultural
Dari segi terminologi, multikultural artinya berbagai macam kebudayaan. Menurut Drs. Achmad Charris Zubair, S.U  multikultural merupakan pertumbuhan kesadaran, yang muncul dari satu pemahaman bahwa adanya perbedaan-perbedaan yang muncul akibat latar belakang kebudayaan. Dalam hal agama multikultural itu disebutkan dalam al-Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya : “ Bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian dijadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya mereka saling mengenal”. Dalam surat Al-Maidah ayat 48 disebutkan “ Allah menciptakan satu umat saja bisa, tetapi Allah tidak menciptakan hanya satu umat supaya kita diberi kesempatan untuk berfastabiqul khairat”.
5)            Konsep Dakwah Multikultural Muhammadiyah
Muhammadiyah sejak awal sebenarnya sudah berbeda dan sudah menghormati kultur lain. Ketika kita bicara tentang agama, perbedaan-perbedaan itu pasti ada dan tidak bisa dicegah. Agama menghargai adanya perbedaan dan kemajemukan, hanya dalam kehidupan manusia kita mengenal beberapa prinsip perbedaan.
Pertama, perbedaan kebudayaan, yang melahirkan suku, adat istiadat dan baju yang berbeda. Lain tempat maka lain juga budayanya.
Kedua, perbedaan normatif atau perbedaan penafsiran  terhadap prinsip yang sama, misalnya dalam Islam kita mengenal ada ahli sunnah wal jamaah, ada syiah, ada khawarij.
Ketiga, perbedaan yang bersifat prinsip yang tidak bisa dicegah, misalnya perbedaan dalam hal iman. Perbedaan ini tidak bisa ditawar.
Adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka kita bisa memahami terhadap kultur lain. Langkah pertama Muhammadiyah harus mampu  membina, memupuk kesadaran , karena multikulturalisme itu pada dasarnya sebuah kesadaran. Kesadaran sendiri ada dua faktor utama. Pertama, munculnya pemahaman akan realitas, harus ditumbuhkembangkan bahwa orang itu tidak mungkin sama dan hal itu harus disadari baik secara individu maupun secara komunitas. Muhammadiyah harus sadar bahwa kita tidak mungkin sama, masing-masing punya pendapat yang berbeda. Kedua, kita tidak hanya melihat dari sudut pandang ego, tetapi juga harus melihat bahwa orang harus melihat dari sudut pandang orang lain, sehingga akan muncul empati, toleransi dan akan muncul hubungan yang baik yang harmonis dan lainnya.
Adanya kesadaran multikulturalisme ini ditandai bahwa sekaligus menandai bahwa zaman, masyarakat dan aneka prsoalan hidup memang selalu baru dan memperbaharui dirinya sendiri. Adanya keadaan yang selalu berubah maka menuntut kita untuk bisa membaca keadaan, salah satunya dengan membaca keadaan menurut cara pandang yang multikultural berdasar kesadaran multikultural juga. Untuk itu solusi dakwah multikultural dapat kita jalankan.
Mengapa dakwah multikultural menjadi satu gagasan bagi Muhammadiyah. Kita bisa melihat pengalaman-pengalaman yang lalu. Adanya konflik ras, konflik etnis, konflik agama dan seterusnya. Kenapa semua itu bisa terjadi, karena masing-masing memaksakan monokultur, yaitu kultur tunggal milik sendiri terhadap kultur lain. Sehingga solidaritas, menjadi menyempit. Dengan demikian dakwah multikultutal menjadi penting yaitu dakwah yang mengandaikan perbedaan kultur, mengandaikan toleransi yang produktif dan mengandaikan solidaritas yang lebih luas, yaitu solidaritas kemanusiaan.

Penutup
Dakwah Multikultural sebagai salah satu model pendekatan dan metode dari gerakan dakwah Muhammadiyah merupakan aktualisasi dari Dakwah Islam dalam realitas kebudayaan masyarakat yang beragam atau heterogen.
Muhammadiyah bisa diterima  oleh masyarakat yang berbeda ini berarti Muhammadiyah sudah mempunyai basic wacana multikultural yang cukup. Dengan pendekatan multikultural tadi Muhammadiyah harus benar-benar memberi pemahamanan kepada warga agar nantinya tidak terjadi kesalahan pemahaman
Barang kali akan lebih baik jika Muhammadiyah mampu menyelesaikan konsep dakwah kultural terlebih dulu baru kemudian disusul dengan konsep dakwah multikultural sehingga warga Muhammadiyah tidak merasa bingung, dan akan memahami dengan jelas apa itu dakwah kultural dan apa dakwah multikultural. Karena dua pendekatan tersebut saling berhubungan.
Prinsip perbedaan  harus dipahami, sehingga kita bisa membatasi perbedaan mana yang bisa ditoleransi. Baik Dakwah Kultural maupun Multikultural  merupakan salah satu alternatif dakwah , sehingga dengan metode tersebut prinsip dan misi yang akan kita capai , serta tujuan utama dakwah kita harus tercapai., dan benar-benar sesuai dengan syariat agama.  Dalam memilih motede dakwah harus dipahami karakter masyarakat sehingga kita bisa memilih metode mana yang tepat kita gunakan.

Daftar  Putaka
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2005, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah , Suara Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2004, Dakwah Kultural Muhammadiyah Suara Muhammadiyah
H.A Rosyad Sholeh,2005, Manajemen Dakwah Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah
Suara Muhammadiyah, edisi No.03/Th. Ke-91/2006
Suara Muhammadiyah, edisi No.10/Th. Ke-90/2006




                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar