By: amin nurita
f.a
Sekretaris Umum
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jateng
Pendahuluan
uhammadiyah
merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan keagamaan. Maksud
dan tujuan dari Muhammadiyah yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehinga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai maksud
dan tujuan Muhammadiyah , maka Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf
Nahi Munkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
Dalam upaya melaksanakan Dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, Muhammadiyah melaksanakan dakwah dengan berbagai
macam cara. Diantaranya adalah lewat Gerakan Da’wah Jama’ah. Pokok
kegiatannya , seperti dalam bidang
pendidikan, kesehatan,sosial, ekonomi, kebudayaan, hukum dan bidang lainnya.
Dalam rangka menjadikan Islam
sebagai rahmatan lil-‘alamin maka Muhammadiyah menempuh berbagai pendekatan dan
strategi dakwah antara lain melalui Dakwah Kultural dan Dakwah Multikultural.
Hal itu dilakukan karena Muhammadiyah melihat adanya dinamika kebudayaan dan kemajuan
peradaban umat manusia akhir-akhir ini yang berjalan dengan cepat. Begitu juga
dengan adanya tantangan dan permasalahan yang dihadapi manusia pun semakin
komplek. Untuk menghadapi persoalan-persoalan dan tantangan tersebut maka
diperlukan ikhtiar atau kreativitas umat dalam rangkla mengembangkan dan
menjaga amanah Allah SWT, ajaran Islam sebagai rahmatan lil’alamiin.
Muhammadiyah melakukan strategi dakwah
Islam dalam bentuk strategi kebudayaan dan perubahan sosial di tengah dinamika
kehidupan masyarakat yang komplek melalui dakwah kultural dan dakwah
multikultural.
Bagaimana konsep Dakwah Kultural dan Multikultural Muhammadiyah ?
Berangkat dari masalah di atas
berikut akan kita bahas tentang 1) Pengertian
Dakwah, 2) Pengertian Dakwah Kultural 3) Konsep Dakwah Kultural, 4) Pengertian
Dakwah Multikultural 5) Konsep Dakwah Multikultural Muhammadiyah
1)
Pengertian
Dakwah
Dalam Islam dikenal Dakwah dan Tabligh Secara kebahasaan kata Dakwah berarti panggilan, seruan atau
ajakan, sedangkan kata Tabligh
berarti penyampaian materi. Dakwah berarti mengajak seseorang atau
sekelompok orang untuk memeluk agama Islam, maka tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada seseorang atau
sekelompok orang dengan tujuan agar orang
atau kelompok itu bersedia memeluk agama Islam demi kebaikan mereka di
dunia dan keselamatan akhirat kelak. Pelaku Dakwah disebut Da’I sedangkan pelaku tabligh disebut mubaligh.
Dalam pengertian yang luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam
kedalam kehidupan yang nyata.
Esensi dakwah dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan, yad’uuna ila alkhoir, memerintahkan
kepada yang ma’ruf, ya’muruuna bi
al-ma’ruf dan melarang dari yang mukar, yanhauna
ani al-munkar ( QS. Ali ‘Imron/3:110).
Sedangkan metode dakwah secara umum dan menjadi acuan merujuk pada firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an, yaitu metode al-hikmah,
al-maw’idhah al-hasanah dan al-mujadalah
bi al-lati hiya ahsan ( Q.S. an-Nahl/16 : 125).
Metode dakwah bi al-hikmah
berarti penyampaian dakwah dengan terlebih dahulu mengetahui tujuannya dan
mengenal secara benar serta mendalam orang atau masyarakat yang menjadi
sasarannya. Metode dakwah bi al-maw’idhah al-hasanah , memberi kepuasan kepada jiwa orang atau masyarakat
yang menjadi sasaran dakwah Islam itu dengan cara-cara yang baik, seperti
dengan memberi nasehat, pengajaran, dan contoh teladan yang baik. Metode dakwah
bi al-mujadalah bi al-lati hiya ahsan ,
bertukar pikiran dengan cara-cara terbaik yang dapat dilakukan, sesuai dengan
kondisi orang-orang dan masyarakat sasaran.
Apapun metode dakwah yang digunakan , dakwah sebagai alat untuk melakukan
perubahan individu atau masyarakat, dari kehidupan yang belum islami menjadi kehidupan
yang islami.
2)
Pengertian
Dakwah Kultural
Dakwah kultural merupakan upaya menanamkan nilai-nilai Islam dalam
seluruh dimensi kehidupan dengan
memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara
luas, dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dakwah kultural mencoba memahami potensi dan kecenderungan manusia
sebagai makhluk budaya berarti memahami ide-ide, adat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol, dan hal-hal fisik yang memilki
makna tertentu dan hidup subur dalam kehidupan masyarakat.
Dikatakan dakwah kultural, karena dakwah yang dilakukan menawarkan kultur
baru yang bernilai islami. Dari ikhtiar untuk menawarkan kultur baru yang
bernilai islami, dari teks Kitab Suci Al-Qur’an lahirlah seni baca al-Qur’an
dan seni kaligrafi.
Ciri dakwah kultural adalah : dinamis,
kreatif dan inovatif. Ciri dakwah
kultural ini pernah dipraktekkan Rasulullah SAW, ketika memperlakukan Tsumamah
bin Utsal, kepala suku Bani Hanifah. Kreatifitas dan inovasi kultural dalam
berdakwah juga dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan, dengan mendirikan lembaga
pendidikan, rumah sakit, panti asuhan dan lain-lain.
Secara substansial misi dakwah kultural adalah upaya melakukan dinamisasi
dan purifikasi. Dinamisasi bermakna sebagai kreasi budaya yang memiliki
kecenderungan untuk selalu berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik dan
islami. Purufikasi diartikan sebagai usaha pemurnian nilai-nilai dalam budaya
dengan mencerminkan nilai-nilai tauhid.
3)
Konsep
Dakwah Kultural
Setelah memahami
pengertian dakwah, pengertian dakwah kultural, maka konsep dalam dakwah
kultural dapat dipahami melalui :
- Dakwah kultural
dalam konteks budaya lokal
Dakwah Muhammadiyah dalam konteks budaya lokal berarti mencari bentuk
pemahaman dan upaya yang lebih empatik dalam mengapresiasi kebudayaan
masyarakat yangakan menjadi sasaran dakwh dan mengaktualisasikan gerakan dakwah Islam dalam realitas
kebudayaan masyarakat Indonesia secara terus menerus dan berproses sehingga
nilai-nilai Islam mempengaruhi, membingkai, dan membentuk kebudayaan yang
Islami. khususnya di kalngan umat Islam, melalui pendekatan dan strategi yang
tepat
- Dakwah kultural
dalam konteks budaya global
Muhammadiyahperlu mengkaji secara mendalam titik-titik silang antara
Islam dan budaya global, baik secara teoritik maupu empirik, untuk keberhasilan
dakwah , seperti : memperhatikan substansi atau pesan dakwah, memperhatikan
pendekatan dan strategi dakwah, memperhatikan media atau wahana dakwah dan
memperhatikan pelaku atau subjek dakwah.
Maka dari itu Muhammadiyah perlu memperluas khazanah dakwahnya agar
sesuai dengan pola perkembangan budaya global.
- Dakwah kultural
melalui apresiasi seni
Budaya termasuk seni khususnya adalah ekspresi dari perasaan sosial yang bersifat kolektif sehingga merupakan
ungkapan yang sesungguhnya dari hidup
dan kehidupan masyarakat. Muhammadiyah mengembangkan dakwah kultural melalui
apresiasi seni, dengan pengembangan seni yang ma’ruf untuk kepentingan dakwah
Islam. Adapun untuk seni yang belum makruf maka perlu dilakukan melalui tahap
seleksi dan pemilahan secara syar’I,
tahap intervensi nilai dan rekayasa isi, tahappenguatan dan pengembangan seni
sehingga bisa menjadi seni yang ma’ruf. Maka dakwah kultural Muhammadiyah bisa
berperan untuk melahirkan inovasi dan kreasi.
- Dakwah kultural
melalui multimedia
Dakwah melalui multimedia merupakan aktivitas dakwah
dengan memanfaatkan berbagai bentuk tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai
media atau wahana pencapaian tujuan dakwah.
Dakwah lewat multimedia dapat melalui media cetak,
media elektronik, media virtual atau internet. Adapun agenda yang perlu dilakukan
Muhammadiyah menyangkut aspek persepsi
atau wawasan, aspek sumberdaya manusia, dan kelembagaan, serta aspek kegiatan
/program .
- Dakwah kultural
gerakan jamaah dan dakwah jamaah
Dakwah kultural sebenarnya merupakan kelanjutan dari program Gerakan
Jamaah dan Dakwah Jamaah. Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah bisa menjadi media
bagi dakwah kultural dengan fokus pemberdayaan dan pengembangan masyarakat
melalui pembentukan jamaah sebagai satuan sosial (komunitas), menjadi penting
dan mendesak untuk direalisasikan
4)
Pengertian
Dakwah Multikultural
Dari segi terminologi, multikultural artinya berbagai macam kebudayaan.
Menurut Drs. Achmad Charris Zubair, S.U
multikultural merupakan pertumbuhan kesadaran, yang muncul dari satu
pemahaman bahwa adanya perbedaan-perbedaan yang muncul akibat latar belakang
kebudayaan. Dalam hal agama multikultural itu disebutkan dalam al-Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13
yang artinya : “ Bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan
perempuan, kemudian dijadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
mereka saling mengenal”. Dalam surat
Al-Maidah ayat 48 disebutkan “ Allah menciptakan satu umat saja bisa, tetapi
Allah tidak menciptakan hanya satu umat supaya kita diberi kesempatan untuk
berfastabiqul khairat”.
5)
Konsep
Dakwah Multikultural Muhammadiyah
Muhammadiyah sejak awal sebenarnya sudah berbeda dan sudah menghormati
kultur lain. Ketika kita bicara tentang agama, perbedaan-perbedaan itu pasti
ada dan tidak bisa dicegah. Agama menghargai adanya perbedaan dan kemajemukan,
hanya dalam kehidupan manusia kita mengenal beberapa prinsip perbedaan.
Pertama, perbedaan kebudayaan, yang
melahirkan suku, adat istiadat dan baju yang berbeda. Lain tempat maka lain
juga budayanya.
Kedua, perbedaan normatif atau perbedaan
penafsiran terhadap prinsip yang sama,
misalnya dalam Islam kita mengenal ada ahli sunnah wal jamaah, ada syiah, ada
khawarij.
Ketiga, perbedaan yang bersifat prinsip
yang tidak bisa dicegah, misalnya perbedaan dalam hal iman. Perbedaan ini tidak
bisa ditawar.
Adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka kita bisa memahami terhadap
kultur lain. Langkah pertama Muhammadiyah harus mampu membina, memupuk kesadaran , karena
multikulturalisme itu pada dasarnya sebuah kesadaran. Kesadaran sendiri ada dua
faktor utama. Pertama, munculnya
pemahaman akan realitas, harus ditumbuhkembangkan bahwa orang itu tidak mungkin
sama dan hal itu harus disadari baik secara individu maupun secara komunitas.
Muhammadiyah harus sadar bahwa kita tidak mungkin sama, masing-masing punya
pendapat yang berbeda. Kedua, kita
tidak hanya melihat dari sudut pandang ego, tetapi juga harus melihat bahwa
orang harus melihat dari sudut pandang orang lain, sehingga akan muncul empati,
toleransi dan akan muncul hubungan yang baik yang harmonis dan lainnya.
Adanya kesadaran multikulturalisme ini ditandai bahwa sekaligus menandai
bahwa zaman, masyarakat dan aneka prsoalan hidup memang selalu baru dan
memperbaharui dirinya sendiri. Adanya keadaan yang selalu berubah maka menuntut
kita untuk bisa membaca keadaan, salah satunya dengan membaca keadaan menurut
cara pandang yang multikultural berdasar kesadaran multikultural juga. Untuk
itu solusi dakwah multikultural dapat kita jalankan.
Mengapa dakwah multikultural menjadi satu gagasan bagi Muhammadiyah. Kita
bisa melihat pengalaman-pengalaman yang lalu. Adanya konflik ras, konflik
etnis, konflik agama dan seterusnya. Kenapa semua itu bisa terjadi, karena
masing-masing memaksakan monokultur, yaitu kultur tunggal milik sendiri
terhadap kultur lain. Sehingga solidaritas, menjadi menyempit. Dengan demikian
dakwah multikultutal menjadi penting yaitu dakwah yang mengandaikan perbedaan
kultur, mengandaikan toleransi yang produktif dan mengandaikan solidaritas yang
lebih luas, yaitu solidaritas kemanusiaan.
Penutup
Dakwah Multikultural sebagai salah satu model pendekatan dan metode dari
gerakan dakwah Muhammadiyah merupakan aktualisasi dari Dakwah Islam dalam
realitas kebudayaan masyarakat yang beragam atau heterogen.
Muhammadiyah bisa diterima oleh
masyarakat yang berbeda ini berarti Muhammadiyah sudah mempunyai basic wacana
multikultural yang cukup. Dengan pendekatan multikultural tadi Muhammadiyah
harus benar-benar memberi pemahamanan kepada warga agar nantinya tidak terjadi
kesalahan pemahaman
Barang kali akan lebih baik jika Muhammadiyah mampu menyelesaikan konsep
dakwah kultural terlebih dulu baru kemudian disusul dengan konsep dakwah
multikultural sehingga warga Muhammadiyah tidak merasa bingung, dan akan
memahami dengan jelas apa itu dakwah kultural dan apa dakwah multikultural.
Karena dua pendekatan tersebut saling berhubungan.
Prinsip perbedaan harus dipahami,
sehingga kita bisa membatasi perbedaan mana yang bisa ditoleransi. Baik Dakwah
Kultural maupun Multikultural merupakan
salah satu alternatif dakwah , sehingga dengan metode tersebut prinsip dan misi
yang akan kita capai , serta tujuan utama dakwah kita harus tercapai., dan
benar-benar sesuai dengan syariat agama.
Dalam memilih motede dakwah harus dipahami karakter masyarakat sehingga
kita bisa memilih metode mana yang tepat kita gunakan.
Daftar
Putaka
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, 2005, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah , Suara Muhammadiyah
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, 2004, Dakwah Kultural Muhammadiyah Suara
Muhammadiyah
H.A Rosyad
Sholeh,2005, Manajemen Dakwah
Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah
Suara Muhammadiyah, edisi No.03/Th. Ke-91/2006
Suara Muhammadiyah, edisi No.10/Th.
Ke-90/2006